Wednesday

Pantun Berkait

Pantun Berkait
Pantun Berkait 1

Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Saya menjadi ranting kayu

Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan saya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Saya menjadi benang pengikat

Kalau tuan pergi ke laut
Pesan saya ketam jantan
Kalau tuan menjadi pulut
Saya menjadi kepala santan

Kalau tuan pergi ke laut
Carilah saya ketam betina
Kalau tuan menjadi rambut
Saya menjadi bunga cina

Kalau tuan pergi ke laut
Carilah saya ketam bertelur
Kalau tuan menjadi rambut
Saya menjadi bunga melur

Kalau tuan pergi ke Kelang
Saya hantar sampai ke Linggi
Kalau tuan menjadi helang
Saya menjadi kayu tinggi

Kalau tuan pergi ke Langat
Saya mMenanti di batu sembilan
Kalau tuan menjadi mayat
Saya menjadi air sembilan

Kalau tuan mencari buah
Saya pun mencari pandan
Kalau tuan menjadi nyawa
Saya pun menjadi badan

Pantun Berkait 2

Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang Subuh
Minta doa pada Tuhan

Anak ayam turun sembilan
Mati seekor tinggal lapan
Minta doa kepada Tuhan
Moga-moga Allah makbulkan

Anak ayam turun lapan
Mati seekor tinggal tujuh
Moga-moga Allah makbulkan
Dapat nanti seorang jodoh

Anak ayam turun tujuh
Mati seekor tinggal enam
Dapat nanti seorang jodoh
Sebagaimana yang kamu idamkan

Anak ayam turun enam
Mati seekor tinggal lima
Sebagaimana yang kamu idamkan
Elok muafakat hidup bersama

( Anak Ayam Turun Sepuluh)

Pantun Berkait 3

Angin Barat bertiup nyaman
Burung gagak terbang ke rimba
Tanamkan kudrat pada keazaman
Bulan tidak jatuh ke riba
Bunga melur cempaka biru
Bunga rampai di dalam puana
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puan
Ruku-ruku dari Peringgit
Belum sampai padamu tuan
Rindu saya bukan sedikit

Ruku-ruku dari Peringgit
Teras jati bertalam-talam
Rindu saya bukan sedikit
Nyaris mati semalam-malam

Teras jati bertalam-talam
Kapal berlabuh di lautan sisi
Nyaris mati semalam-malam
Bantal dipeluk saya tangisi

Kapal berlabuh di lautan sisi
Patah puteri naga-naganya
Bantal dipeluk saya tangisi
Hendak mati rasa-rasanya

Patah puteri naga-naganya
Sentakkan layar ke Inderagiri
Hendak mati rasa-rasanya
Air ditelan serasa duri

Sentakkan layar ke Inderagiri
Ikan todak dalam perahu
Air ditelan serasa duri
Tidur tak hendak makan tak mahu

(Air Diminum Serasa Duri)

Pantun Berkait 4

Orang berpadi di tanah liat
Di Mekah banyak buah pedada
Mayat tiada dapat dilihat
Seperti merekah rasanya dada

Di Mekah banyak buah pedada
Bunga tanjung di atas rakit
Seperti merekah rasanya dada
Terkenangkan untung dan nasib

Bunga tanjung di atas bukit
Serabi di muka pintu
Terkenangkan untung dengan nasib
Maka sampai sehingga situ

Serabi di muka pintu
Pergi ke parit hendak merayau
Maka sampai sehingga situ
Ratu Amas berbalik ke Riau

Pergi ke Parit hendak merayau
Situlah banyak ubi kemili
Ratu Amas berbalik ke Riau
Duduk mendiam-diamkan diri

(Raja Ali Haji)

Pantun Berkait 5

Pokok beringin, di tepi huma
Pucuk melampai menghala ke belukar
Hati ingin melihat bunga
Bunga dilengkung ular yang besar

Pucuk melampai menghala ke belukar
Mati dililit ribu-ribu
Bunga dilengkung ular yang besar
Carilah akal dengannya tipu

Mati dililit ribu-ribu
Laksamana tukang tutuhnya
Carilah akal dengannya tipu
Bagaimana akan membunuhnya?

Laksamana tukang tutuhnya
Sandar-menyandar di batang pinang
Bagaimana akan membunuhnya?
Tembak dengan peluru bertunang

Sandar-menyandar di batang pinang
Timpa menimpa di batang padi
Tembak dengan peluru bertunang
Kena tak kena, ularpun mati

Timpa-menimpa di batang padi
Padi dibawa dari balok
Kena tak kena, ularpun mati
Bunga pun dapat kita nan jolok

Padi dibawa dari balok
Tiba di kuala pecah perahunya
Bungapun dapat kita nan jolok
Sampai di kepala pecah baunya

Tiba di kuala pecah perahunya
Jurumudi menyorong sampan
Sampai di kepala pecah baunya
Tujuh hari saya tak makan

( Bunga Dililit Ular Besar)

Pantun Berkait 6

Candek-candek pisang di Jambi
Menjulai saja yang belum
Bertanah sudahlah kami
Menggulai saja yang belum

Menjulai pisang di Jambi
Berseludung saja yang belum
Menggulai sudahlah kami
Bertanak saja yang belum

Berseludung pisang di Jambi
Bersikat saja yang belum
Bertanak sudahlah kami
Berhidang saja yang belum

Bersikat pisang di Jambi
Mengkal saja yang belum
Berhidang sudahlah kami
Bersantap saja yang belum

(Hikayat Anggun Che Tunggal)

Pantun Berkait 7

Tanam pinang rapat-rapat
Biar senang puyuh berlari
Kalau kupinang, pinang tak dapat
Kupujuk-pujuk, ku bawa lari

Biar senang puyuh berlari
Pinang ditanam rapat-rapat
Mengapa mesti dibawa lari
Bukankan baik mengikut adat?

Pinang ditanam rapat-rapat
Agar dapat puyuh berlari
Kalau sanggup melanggar adat
Tak usah kahwin hingga ke mati

Agar puyuh dapat berlari
Makan pinang ditanam rapat
Adat melayu jangan cemari
Kalau berusaha pastikan dapat

Maka pinang ditanam rapat
Puyuh kini berlari-lari
Samalah kita menjunjung adat
Tunggak budaya semai dihati

Pantun Berkait 8

Buah Ara, batang dibantun
Mari dibantun dengan parang
Hai saudara dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang

Mari dibantun dengan parang
Berangan besar di dalam padi
Pantun tidak mengata orang
Janganlah syak di dalam hati

Berangan besar dalam padi
Rumpun buluh dibuat pagar
Jangan syak di dalam hati
Maklum pantun saya baru belajar

Rumpun buluh dibuat pagar
Cempedak dikerat-kerati
Maklumlah pantun saya belajar
Saya budak belum mengerti

Cempedak dikerat-kerati
Batang perepat saya robohkan
Saya budak belum mengerti
Sebarang dapat saya pantunkan

(Pantun Tidak Mengata Orang)

Pantun Berkait 9

Pergi kehulu menjala ikan
Belayar sampan ke Tanjung Jati
Masa lalu jangan ditangiskan
Masa depan jangan ditakuti

Belayar sampan ke Tanjung Jati
Cuaca redup di tepi muara
Masa depan jangan ditakuti
Bahtera hidup kemudinya usaha

Cuaca redup di tepi muara
Angin Barat bertiup nyaman
Bahtera hidup kemudinya usaha
Tanamkan kudrat pada keazaman
Pantun Berkait 10

Redup ini amatlah nikmat
Berkat rimbunnya si pokok jati
Hidup ini amatlah singkat
Sekali hidup biarlah bererti

Berkat rimbunnya si pokok jati
Tempat burung selalu bertemu
Sekali hidup biarlah bererti
Isikan akal dengan ilmu

Tempat burung selalu bertemu
Menghabiskan masa siangnya
Isikan akal dengan ilmu
Ilmu itu tiada habisnya

Menghabiskan masa siangnya
Sebelum bermalam di dalam hutan
Ilmu itu tiada habisnya
Ibarat saujana air lautan

Sebelum bermalam di dalam hutan
Diam berjejeran di atas ranting
Ibarat saujana air lautan
Ditimba, manakan kering

Pantun Berkait 11

Ditenun kain dengan kapas
Bermacam-macam warna ragi
Perahu lilin layar kertas
Berani kulanggar lautan api

Cik Daud berketam padi
Sambil petik bunga pudak
Tuan pergi ke laut api
Biar hangus kuturut juga

Kedondong batang sumpitan
Batang padi saya lurutkan
Tujuh gunung sembilan lautan
Kalau tak mati saya turutkan

No comments:

Post a Comment