Saturday

MEMBUKA PINTU REZEKI MELALUI AMALAN ASMAUL HUSNA


MEMBUKA PINTU REZEKI MELALUI AMALAN ASMAUL HUSNA

MEMBUKA PINTU REZEKI MELALUI AMALAN ASMAUL HUSNA
MEMBUKA PINTU REZEKI MELALUI AMALAN ASMAUL HUSNA : Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180). 
Berikut ini saya sertakan beberapa amalan Asma-Ul Husna yang berguna untuk membuka pintu rejeki kita. AL WAHHAABU Artinya: Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya terhadap kebutuhan makhlukNya, tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya. Keutamaannya: – Bisa menjauhkan dari kesempitan rejeki – Bisa mendatangkan kemudahan.
 Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA WAHHAAB” sebanyak 23 kali berturut-turut sebagai amalan rutin setiap selesai sholat fardlu atau setelah sholat Hajat 2 raka’at sebanyak 800 kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan diberikan kemudahan dalam segala urusannya. AR ROZZAAQU Artinya: Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberi rejeki untuk semua makhlukNya untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya rejeki yang akan diberikan pada hamba-hambaNya. Keutamaannya: – Bisa memudahkan jalan rejeki – Bisa memberikan keberuntungan.
 Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA ROZZAAQ” sebanyak-banyaknya setiap hari seteah sholat fardlu, maka ia akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan usahanya selalu mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah. AL BAASITHU Artinya: Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup kaya-raya, sebaliknya orang yang cerdik, pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”. 
Keutamaan: – Bisa memajukan usaha dalam perniagaan – Bisa memberikan keuntungan Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA BAASITH” sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin setelah sholat fardlu atau setelah sholat hajat membaca 300 kali, maka akan dijamin usahanya dalam bidang perniagaan mendapat kemajuan yang pesat dan selalu memperoleh keuntungan. AL JALIILU Artnya: Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan kekurangan apapun sebagaimana yang dialami makhukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu meliputi segala-galanya. Keutamaan: – Bisa mempercepat kemajuan perdagangan – Bisa menjauhkan dari kesulitan hidup Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA JALIIL” sebanyak 99 kali, sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka bila dia seorang pedagang akan cepat maju, bila seorang pegawai akan segera naik pangkat dan bila seorang petani akan panen yang melimpah seta dijauhkan dari kesulitan hidup.
 AL QOYYUUMU Artinya: Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat kepada siapapun juga didalam mengatur dan mengurus makhlukNya. Keutamaan: – Bisa melancarkan jelannya rejeki – Bisa dicintai dan disegani semua orang Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA QOYYUUM” sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi jalan kelancaran rejeki dan juga dicintai serta disegani oleh banyak orang. AL AAKHIRU Artinya: Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya sebagaimana yang dialami hamba-hambaNya. keutamaanya: – Bisa memudahkan rejeki – Bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA AAKHIR” sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.
 AL QHONIYYU Artinya: Dzat yang maha kaya, yaitu Dia yang sangat kaya raya di atas segala-galanya, sehingga kekayaanNya dapat mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya. Keutamaannya: – Bisa memberikan kecukupan dalam kehidupan – Dapat anugerah keberkahan rejeki yang didapat Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA GHONIYYU” sebanyak 400 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi kecukupan didalam kehidupannya dan setiap rejeki yang diperoleh akan membawa keberkahan
. AL MUGHNIY Artinya: Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh manusia itu adalah merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebayakan manusianya sendiri yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah. Keutamaannya: – Bisa memudahkan apa yang dicita-citakan – Bisa memperlancar jalannya rejeki Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA MUGHNIY” sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardlu, atau dibaca pada tengah malam setelah sholat Hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan apa yang menjadi cita-citanya akan mudah terlaksana. Kesungguhan dalam mengamalkan Asma-Ul Husna merupakan syarat yang mutlak diterimanya suatu permohonan, selain itu dibutuhkan juga keyakinan dan kesabaran yang penuh. Waktu terbaik untuk mengamalkan Asma-Ul Husna adalah tengah malam. Saat sebagian besar manusia telah tidur terlelap, merupakan waktu terbaik dan mustajab untuk memohon kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat. Download lengkap Asmaul Husna klik disini : Amalan Asmaul Husna Sukses untuk anda…..

Thursday

Tanda-tanda Cinta Kepada Allah


Ramai orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Katanya itu hendaklah diuji sama ada tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati kerana tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda; "Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia." Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas, dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan sedaya upaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa sahaja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki; "Jika sesiapa bertanya kepada mu sama ada kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam kerana jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, kerana apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahawa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu, maka cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, kerana cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah seperkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahawa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, iaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad iaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang kerana semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, kerana orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada kerja-kerja yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud, "Janganlah terlampau karib dengan manusia, kerana ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: iaitu mereka yang bertungkus mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu sahaja." Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari. Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata, "Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan," Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sedar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata, "Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi seronok dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada kesoronokan yang setandimg dngan keseronokan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran menyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan, "Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan mengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."


Tuesday

Pengantar Kitab Sabar dan Syukur- kitab Ihya ‘Ulumuddin



Pengantar Kitab Sabar dan Syukur

Kitab sabar dan syukur
Yaitu Kitab ke dua dari perempat bagian yang menyelamatkan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin


Segala puji bagi Allah sang Empunya pujian dan sanjungan, yang sendiri dengan baju kebesaran-Nya, Maha Esa dengan sifat-sifat kemuliaan dan keluhuran, yang menguatkan kecemerlangan para wali dengan kekuatan sabar terhadap suka dan duka dan bersyukur atas segala bencana dan ni’mat. Shalawat kepada Muhammad SAW, penghulu para nabi. Dan kepada para sahabatnya penghulu orang-orang yang suci jiwanya, dan kepada keluarganya pemimpin orang-orang yang berbuat kebajikan lagi taqwa. Shalawat yang terlindung dengan kekekalan dari kerusakan, yang terpelihara secara terus menerus dari terputus dan berkesudahan.
Amma Ba’d, Maka iman itu terbagi dua bagian. Sebagian sabar, dan sebagiannya lagi syukur sebagaimana yang diutarakan oleh atsar-atsar dan disaksikan oleh hadits-hadits.
Keduanya juga merupakan dua sifat dari sifat-sifat Allah Ta’ala dan juga (merupakan) dua nama dari asma-asma-Nya Yang Maha Baik (Al-Asmaa’ul Husna) karena Ia menamakan diri-Nya dengan Yang Maha Sabar (As-Shabuur) dan Maha Berterimakasih (As-Syakuur).
Maka kebodohan terhadap hakikat sabar dan syukur adalah juga kebodohan terhadap dua bagian iman. Kemudian merupakan pula kelalaian dari dua sifat dari beberapa sifat Tuhan Yang Maha Pengasih. Tak ada jalan untuk mendekat kepada Allah Ta’ala selain dengan iman. Bagaimana dapat digambarkan menempuh jalan iman tanpa mengenal apa yang dengannya itu iman dan siapa yang dengannya itu iman.
Berhenti dari mengetahui apa itu sabar dan syukur berarti berhenti pula dari mengetahui siapa yang dengan ia itu (disebut) iman. Dan (berhenti pula) dari mengetahui apa yang dengan ia itu disebut iman. Maka alangkah perlunya bagi masing-masing bagian itu (akan adanya) penjelasan. Dan kami akan menjelaskan masing-masing bagian tersebut dalam satu kitab sebab adanya keterikatan yang satu dengan yang lainnya, insya Allah.


Bagian Pertama tentang Sabar

Ada padannya keutamaan sabar, penjelasan batas-batas sabar dan hakikatnya, penjelasan bahwa sabar itu setengah dari iman, penjelasan perbedaan nama-nama sabar disebabkan berbeda-bedanya hubungan, penjelasan bagian-bagian sabar menurut perbedaan kuat dan lemahnya, penjelasan tempat persangkaan perlunya kepada sabar, dan penjelasan tentang obat sabar dan apa yang dapat dijadikan pertolongan melalui sabar.
Maka itu semua ada tujuh pasal yang melengkapi pada maksud-maksud sabar Insya Allah Ta’ala...


Penjelasan Keutamaan sabar.

Allah Ta’ala sesungguhnya telah mensifatkan orang-orang yang sabar dengan beberapa sifat. Allah Ta’ala menyebutkan sabar dalam Al-Qur’an lebih pada 70 tempat. Ia menambahkan lebih banyak derajat dan kebajikan kepada sabar.
Ia menjadikan derajat dan kebajikan sebagai hasil dari sabar. Maka Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Kami jadikan diantara mereka beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami yaitu ketika mereka semua bersabar.” (QS. As-Sajdah 42)


“Dan Telah sempurnalah Firman yang baik dari Tuhanmu untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka”. (Al-a’raf 137)

“Dan akan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar suatu pahala mereka dengan sebaik-baiknya sebab apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl 96.)
“Mereka itulah yang diberikan pahala dua kali lipat sebab kesabaran mereka” (Al-Qashas 54).


“Sesungguhnya akan disempurnakan bagi orang-orang yang sabar, pahala mereka dengan tanpa terhitung”. (Az-Zumar 10.)

Maka tidak ada upaya pendekatan diri kepada Allah Ta’ala, melainkan pahalanya ditentukan dengan kadar (perhitungan), kecuali sabar (maka tiadalah ia dihitung).
Dan karena puasa itu sebagian dari sabar, dan puasa itu ½ sabar, maka Allah Ta’ala berfirman, “Puasa itu bagu-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya”. Allah Ta’ala mengkaitkan puasa itu dengan diri-Nya diantara ibadah ibadah lain dan menjanjikan bagi orang yang bersabar bahwa Ia bersama mereka. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan bersabarlah sesungguhnya Allah itu berserta orang-orang yang sabar”. (Al-Anfal 46.)
Allah Ta’ala meggantungkan pertolongan kepada sabar. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Ya..Kalau kamu mau beriman dan memelihara diri, sedang mereka datang (menyerang) kepadamu dengan cepat, maka Tuhan akan membantumu dengan 5000 malaikat yang akan membinasakan”. (Ali Imran 125).
Allah Ta’ala akan mengumpulkan bagi orang-orang yang sabar beberapa hal yang tidak dikumpulkan-Nya bagi yang lain. Allah Ta’ala berfirman :

“Merekalah orang-orang yang medapat ampunan dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Al-Baqarah 157).
Petunjuk, rahmat dan ampunan dikumpulkan bagi orang yang sabar. Dan penelitian semua ayat tentang kedudukan sabar akan sangatlah panjang bila diteruskan.
Adapun hadits yang menyangkut sabar, maka diantaranya adalah sabda RasuluLlah SAW “Sabar itu ½ iman”. Sebagaimana akan diterangkan tentang sabar itu ½ iman.
Nabi SAW bersabda, “Dari hal paling kurang yang diberikan kepada kamu ialah keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberi keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar niscaya ia tidak peduli terhadap yang luput pada mereka dari shalat malam dan puasa siang dan engkau bersabar atas apa yang menimpamu adalah lebih aku sukai daripada disempurkannya oleh setiap orang dari kamu sekalian untukku dengan seperti amalan kamu semua. Akan tetapi aku takut bahwa akan dibukakan kepada kamu semua (kenikmatan) dunia sesudahku. Kemudian sebagian kamu menantang sebagian yang lain. Dan kamu akan ditantang oleh penduduk langit (malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya akan memperoleh kesempurnaan pahala”. Kemudian Nabi membaca firman Allah Ta’ala :

“Apa yang ada di sisi kamu itu akan hilang, dan apa yang ada di sisi Allah itulah yang kekal. Dan akan Kami beri balasan bagi orang-orang yang sabar berupa pahala mereka dengan yang lebih baik sesuai apa yang telah mereka kerjakan”.
Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi SAW ditanya tentang iman maka beliau menjawab “sabar dan suka memaafkan”.
Nabi SAW bersabda “Sabar itu perbendaharaan dari beberapa perbendaharaan surga”.
Pada suatu saat Nabi SAW ditanya “apakah iman itu”. Lalu beliau menjawab “Sabar”.
Ini serupa dengan sabda Nabi SAW, “Hajji itu ‘arafah” artinya yang terbesar dari rukun haji itu adalah wukuf di ‘arafah.
Nabi SAW bersabda pula, “Afdhalul a’mal maa ukrihat ‘alaihinnufuus”. Yang artinya, “Amal yang paling utama adalah yang lebih dipaksakan kepadanya nafsu”.
Dikatakan Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud AS, “Berakhlaklah dengan akhlak-Ku. Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku adalah Aku sesungguhnya Maha Sabar.
Pada Hadits yang diriwayatkan Atha’, dari Ibnu Abbas bahwa ketika RasuluLlah SAW masuk ke tempat orang-orang anshar , lalu beliau bertanya, “A Mu’minu antum ?” yang artinya “apakah kamu semua beriman ?”
Mereka menjawab, “Kami bersyukur atas kelapangan, kami bersabar atas cobaan, dan kami ridho dengan ketetapan Tuhan”.
Lalu RasuluLlah SAW bersabda, “Mukminuuna warabbil Ka’bah”. “Benar kamu semua beriman, demi Yang Empunya Ka’bah”.
Nabi SAW bersabda, “Pada sabar atas sesuatu yang tidak kamu sukai itu, banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih AS bersabda, “Engkau sesungguhnya tidak akan memperoleh apa yang kamu inginkan kecuali dengan kesabaranmu atas apa yang tidak engkau sukai”.
RasuluLlah SAW bersabda, “laukaana shabru Rajululan lakaana kariiman waLlaahu yuhibbus shaabiriin”. Yang artinya, ‘Jikalau sabar itu seorang laki-laki niscaya ia itu pemurah. Dan Allah itu cinta akan orang-orang yang sabar”.
Hadits-hadits yang menerangkan sabar itu tiada terhingga jumlahnya. Adapun atsar maka diantaranya adalah apa yang terdapat pada surat khalifah Umar bin Khatab RA kepada Abu Musa Al-Asy’ari RA yang bunyinya antara lain : sabar pada saat musibah itu baik, dan yang lebih baik daripadanya adalah sabar / menahan diri dari apa yang diharamkan Allah Ta’ala.
Dan ketahuilah bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian ini adalah bahwasanya taqwa itu merupakan kebajikan yang paling utama. Dan taqwa itu adanya dengan sabar.
Sayyidina ‘Ali RA berkata, “Iman itu dibangun atas dasar empat yaitu yakin, sabar, jihad dan adil.”
‘Ali RA berkata pula, “Kedudukan sabar dalam iman itu sebagaimana kepala pada tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak ada kepala. Dan tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.
Umar RA Berkata, “Amatlah baik dua pikulan yang sebanding, dan amatlah baik tambahan bagi orang-orang yang sabar. Yang dimaksud dua pikulan yang sebandaing adalah ampunan dan rahmat. Sedangkan yang dimaksud dengan tambahan adalah petunjuk. Dan tambahan itu ibaratnya adalah apa yang dibawa di atas dua pikulan yang sebanding tadi atas unta”.
Diriwayatkan oleh Urar RA yang demikian itu pada firman Allah Ta’ala, “Ulaaika ‘alaihim shalawaatun mun Rabbikum warahmah. Waulaaika humul muhtaduun”. Yang artinya” mereka itulah orang-orang yang mendapatkan ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk”. (Al-Baqarah 157).
Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashri apabila membaca ayat di bawah ini, “Inna wajad-Naahu shaabiran, ni’mal ‘abdu, innahu awwab”. Yang artinya, “Sesungguhnya Kami dapati ia (Ayub) sebagai seorang yang sabar, sebaik-baik hamba dan sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan). (Shad 44).
Lalu beliau menangis dan berkata, “Alangkah menakjubkan. Ia yang memberi dan Ia yang memuji.” Artinya Ia yang menganugerahkan kesabaran dan Ia yang memujikannya.
Abu Darda’ RA mengatakan, “Ketinggian itu adalah sabar akan hukum Allah Ta’ala dan rela dengan takdir Allah Ta’ala”.
Inilah penjelasan tentang sabar dari yang dinukilkan (dari ayat, hadits dan atsar).
Adapun dari segi pandangan mata ibarat, maka anda tidak dapat memahaminya selain setelah memahami hakikat sabar dan artinya. Karena mengetahui keutamaan dan tingkatannya itu ialah mengetahui sifat. Maka tidak akan berhasil , sebelum mengetahui yang bersifat dengan sifat tertentu.
Maka marilah kami lanjutkan menyebutkan hakikatnya dan maknanya, kiranya kita memperoleh taufik dari Allah Ta’ala.

Sunday

Akhlah Nabi Muhammad SAW



  1. Dalam membuat sesuatu keputusan, Rasulullah biasanya mengambil jalan yang paling mudah sekali. Baginda tidak suka memilih sesuatu yang susah, sepertimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari : “Adapun Rasulullah s.a.w. apabila diberi pilihan antara dua perkara, baginda memilih yang lebih mudah selagi tidak melakukan dosa.”(Riwayat Bukhari) 

  2. Suka yang disebelah kanan. Aisyah r.a. menceritakan yang maksudnya : “Rasulullah suka mempergunakan tangan sebelah kanan dan memperdahulukan yang sebelah kanan seboleh mungkin dalam urusan menyikat rambut,meminyakinya, begitu juga ketika memakai sepatu dan membersihkan badan.” 

  3. Tidak mencela makanan dan minuman dan tidak memujinya berlebihan. 

  4. Tidak menaruh benci keduniaan.

  5. Sentiasa berlemah lembut dan berlapang dada. 

  6. Melakukan sesuatu perkara itu dengan bersungguh-sungguh. 

  7. Tidak terpengaruh dengan kemewahan dunia. 

  8. Memakai pakaian yang biasa dan sukakan wangi-wangian bahkan jasadnya mengeluarkan wangian semulajadi. 

  9. Memakan makanan yang biasa dimakan oleh orang kebanyakan. Makanan yang digemarinya ialah susu dan madu. Tidak gelojoh dan minum dengan tiga kali teguk. 

  10. Tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh nafsu makan. 

  11. Rasulullah tidur dengan meletakkan tapak tangan kanan di bawah pipinya didalam keadaan berbaring sambil berkata Tuhanku, lindungilah aku dari azabmu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hambaMu. 

  12. Rasulullah seorang suami mithali, juga ayah dan datuk mithali. Menyayangi anaknya dan tidak pernah memarahi khadamnya. 

  13. Mudah mesra dengan sesiapa sahaja tanpa memilih bulu.

  14. Beliau berjalan dengan cergas dan bukan lemah gemalai.

Dipetik Drp Blog Ustaz Nor Amin

Taharah Rohani


Sangat sukar bagi setiap manusia untuk membersihkan kekotoran hati ini, kerana ia tidak boleh dicuci dengan sabun, peluntur atau pun berus, kerana kotoran rohani ini letaknya di dalam hati manusia. Di antara kotoran rohani ialah seperti sentiasa melakukan dosa, suka kepada maksiat, hasad dengki, tamak, dendam, bangga diri dan sebagainya. Kekotoran seperti ini boleh menyebabkan manusia diseksa oleh Allah sepertimana firmanNya :“Dalam hati mereka (golongan yang munafik itu) terdapat penyakit (syak dan hasad dengki), maka Allah tambahkan lagi penyakit itu kepada mereka; dan mereka pula akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya, Dengan sebab mereka berdusta (dan mendustakan kebenaran).” (Al-Baqarah : 10)

Kekotoran rohani ini kebanyakkannya berpunca daripada faktor pemakanan dan pendidikan seseorang. Jika seseorang itu dibekalkan dengan makanan dari hasil yang haram seperti wang judi, rasuah, wang curi dan sebagainya. Maka dirinya atau darah dagingnya akan dibentuk dengan perkara yang haram dan menyebabkannya berat untuk melakukan ibadah, perbuatan yang baik dan sebagainya. Hatinya juga menjadi keras dan susah untuk dibentuk menjadi seorang muslim yang sejati.

Begitu juga dengan pendidikan, setiap anak yang baru dilahirkan merupakan fitrah dan bersih yang akan membentuknya adalah ibu bapanya. Kalau ibu bapanya mendidiknya seperti mana dituntut oleh agama Islam, nescaya anak tersebut akan menjadi manusia yang soleh dan taqwa. Jika tidak diberikan penghayatan Islam yang sempurna sepertimana disuruh oleh agama Islam, maka anak tersebut akan menjadi seperti yahudi dan nasrani. Sabda Rasulullah SAW mafhumnya :
“Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.”(Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Zaman sekarang ini, ramai ibu bapa tidak lagi menghiraukan penghayatan agama anak-anak mereka, yang mereka risaukan adalah UPSR, PMR, SPM dan ijazah anak mereka, bagi mereka semua itu akan menentukan masa depan anak-anak mereka. Rasa bangga dengan keputusan 9A atau BA (Hons) yang diperolehi oleh anak mereka. Mereka membayangkan anak-anak mereka memperolehi pekerjaan yang besar dan gaji yang lumayan. Tetapi dalam masa yang sama, mereka gagal memberikan didikkan Islam kepada anak mereka yang jelas ia merupakan fardhu ain. Kegagalan inilah yang menyebabkan anak-anak tidak tahu dosa dan pahala, halal dan haram. Diantara perbuatan tersebut ialah seperti pecah amanah, buang anak, mencuri, gila, sakit jiwa, tekanan perasaan disebabkan hutang atau sebagainya. Semua kotoran rohani ini boleh ditaharahkan dengan cara :
Solat

Datang seorang lelaki menemui Rasulullah dan berkata : “Ya Rasulullah tunjukkan pada aku perbuatan yang perlu aku lakukan untuk membolehkan aku masuk ke syurga”. Rasulullah bersabda :
 
“ Beribadahlah kepada Allah dengan tidak menyekutukannya sedikit pun, kerjakanlah solat, tunaikanlah zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan”. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Solat adalah satu nama yang menunjukkan adanya ikatan yang kuat antara manusia dengan Allah. Orang yang mengerjakan solat seolahnya sedang berada dihadapan Allah dengan penuh ketakutan dan kekhusyukkan dengan memohon banyak perkara daripada Allah. Hal ini boleh membersihkan hati seseorang, dapat melahirkan ketenangan jiwa dan keamanan dalam kehidupan seseorang yang mengerjakannya. Solat yang khusyuk dapat menghindarkan diri daripada melakukan segala perbuatan maksiat dan Allah sentiasa melindungi orang yang mengerjakan solat dengan hati yang ikhlas dan khusyuk kepada Allah, sepertimana firman Allah SWT :
“Sesungguhnya sembahyang itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar”. (Al-Ankabut : 45)Zakat dan Sedekah

Allah telah mewajibkan zakat ke atas orang Islam yang mempunyai harta yang banyak dan cukup haulnya selama setahun Hijrah dengan syarat-syarat tertentu. Sedekah pula adalah menginfakkan sebahagian harta kepada orang fakir miskin dan orang yang memerlukan bantu tanpa ditetapkan syarat-syarat tertentu.

Zakat dan sedekah adalah merupakan latihan kepada orang Islam untuk membuat baik antara satu sama lain dan ia dapat mengeratkan hubungan silatulrahim antara sesama Islam. Zakat dan sedekah juga dapat membersihkan harta seseorang itu dari memakan harta orang lain. Harta yang dimiliki bukan kesemuanya adalah miliknya dan sebahagian harta tersebut perlu dizakat dan disedekahkan kepada orang yang memerlukan. Harta dunia hanya sementara dan tidak kekal selama-lamanya. Firman Allah SWT :
“Ambilah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah (zakat), supaya dengannya Engkau membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk); dan doakanlah untuk mereka, kerana Sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman bagi mereka. dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui.” (Al-Taubah : 103)

Orang yang mengeluarkan zakat dan bersedekah dapat mendidik jiwanya supaya tidak baqil atau kedekut dengan orang lain, semoga ia mempunyai sifat bantu membantu dan kasih mengasihani antara satu sama lain.
Puasa

Puasa adalah salah satu latihan dan didikan jiwa yang dapat membendung segala nafsu amarah manusia. Ibadah puasa berupaya menyembuhkan manusia dari berbagai penyakit jasmani dan rohani. Firman Allah SAW :
“Wahai orang-orang yang beriman! kamu Diwajibkan berpuasa sebagaimana Diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah : 183)

Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahawa yang dimaksudkan dengan ayat di atas ini adalah untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sesungguhnya puasa dapat menghindari diri dari melakukan maksiat dan juga dapat meredakan syahwat dalam diri seseorang Islam.
Haji

Mengerjakan haji adalah rukun Islam yang kelima. Ia dilakukan bagi sesiapa yang mempunyai kemampuan untuk mengerjakannya. Orang yang mengerjakan haji akan mempunyai perasaan yang gemuruh, rasa aman, tenang dan bahagia. Haji yang ikhlas dapat melatih diri bertanggungjawab dan mempunyai jiwa yang kental. Haji merupakan satu latihan yang sangat susah untuk dilalui dan ia memerlukan pengorbanan yang sangat besar. Dalam ibadah haji, melatih seseorang itu sering mengingati Allah, selalu berdoa kepada Allah, mengerjakan solat, mengorbankan binatang kerana Allah. Melatih seseorang itu merendahkan diri dengan meninggalkan pakaian yang indah dan cantik, mencukur rambut yang hebat dan cantik. Haji juga dapat menguatkan semangat kerjasama dan silaturahim antara satu sama lain.

Orang yang mengerjakan haji dengan ikhlas hatinya dapat menghapuskan segala dosa yang dilakukannya selama ia hidup dengan memperolehi gelaran haji yang mabrur. Seolahnya ia seperti kanak-kanak yang baru dilahirkan dan berada dalam keadaan bersih. Sabda Rasulullah :
“Dari satu umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa yang ada di antara keduanya dan Haji Mabrur tiada balasan untuknya kecuali syurga”. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)Sabar

Sifat sabar adalah salah satu penyebab datangnya keuntungan kepada orang yang mempunyai sifat sabar sepertimana firman Allah yang berbunyi :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).” (Ali Imran : 200)

Sabar mempunyai faedah yang besar dalam mendidik jiwa manusia dan menguatkan peribadi manusia hingga menambah kekuatannya untuk mengharungi bebanan kehidupan. Sabar juga dapat memperbaharui semangat untuk mengharungi segala dugaan yang dilaluinya. Sabar adalah salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh setiap orang muslim, kerana orang yang sabar mempunyai jati diri yang kuat dalam mengharungi segala rintangannya dan segala rintangan tersebut tidak dapat melemahkan keinginannya.
Istiqfar Dan Bertaubat

Sudah menjadi fitrah manusia tidak akan terlepas dari segala kesilapan dan dosa. Rasulullah saw bersabda :
“Setiap anak Adam mempunyai banyak kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat”. (Riwayat Ahmad)

Taubat diwajibkan kepada sesiapa yang melakukan dosa. Setiap muslim pasti pernah melakukan dosa dan lalai dalam menunaikan ibadah kepada Allah. Pintu taubat sentiasa dibukakan kepada sesiapa yang ingin bertaubat dengan kesalahan yang telah dilakukannya. Allah sentiasa menerima taubat dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani. Firman Allah yang berbunyi :
“ Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; Sesungguhnya Dia lah jua yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Az-Zumar : 53)Zikir

Sesungguhnya orang yang sentiasa berzikir atau mengingati Allah pada setiap waktu, memohon ampun kepadaNya dan berdoa kepadaNya. Ini semua akan menyebabkan manusia itu dekat dengan Allah sehingga akan merasakan hubungannya dengan Allah semakin kuat dan erat. Pada saat ini, tidak perlu bimbang lagi dengan apa yang telah ditentukan oleh Allah dan bersyukurlah dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Firman Allah SWT :
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.” (Ar-Ra’ad : 28)


Dipetik drp Blog Ustaz Nor Amin

Thursday

Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)


Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan teladan bagi orang-orang beriman dalam segala hal. Beliau teladan dalam hal dzikrullah (mengingat Allah). Sehingga suatu ketika Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu’anha pernah memberi kesaksian.


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ


Aisyah radhiyallahu’anha berkata: ”Nabi shollallahu ’alaih wa sallam senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan.” (HR Bukhary 558)

Lalu dalam hadits yang lain putera Umar bin Khattab radhiyallahu’anhuma bersaksi bahwa beliau benar-benar menghitung dalam satu kali duduk dalam suatu majelis Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak kurang dari seratus kali memohon ampun dan bertaubat kepada Allah.


Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar menghitung dzikir Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dalam satu kali majelis (pertemuan), beliau mengucapkan 100 kali (istighfar dalam majelis): “Ya Rabb, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang.” (HR Abu Dawud 1295)

Kebiasaan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdzikir mengingat Allah dalam setiap keadaan serta memohon ampunan Allah menunjukkan betapa seriusnya beliau dalam upaya menjalin hubungan dengan Allah Rabbul ‘aalamien. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam tidak ingin melewatkan sesaatpun tanpa mengingat Allah dan memohon ampunanNya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menunjukkan kepada para pengikutnya bahwa seorang yang mengaku beriman sudah sepatutnya memperbanyak mengingat Allah. Sebab semakin sering mengingat Allah berarti akan semakin tenteram hati seseorang.


الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ


”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingai Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)

Ketenteraman Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan orang-orang beriman muncul ketika sedang mengingat Allah. Dan Allah menyuruh orang-orang beriman untuk mengingat Allah sebanyak mungkin. Tidak seperti orang-orang munafik yang tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. Mereka tidak merasa perlu untuk sering apalagi banyak mengingat Allah. Mereka mengerjakan sholat dengan kemalasan dan dengan niyat untuk dilihat dan dipuji manusia. Pada hakikatnya orang-orang munafik kalaupun mengingat Allah, maka mereka hanya dzikir dengan jumlah yang sangat sedikit dan tidak berarti.



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرً

”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab ayat 41)



إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى

الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS AN-Nisa ayat 142)

Lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam merupakan hamba Allah yang gemar memohon ampunan Allah dan bertaubat kepadaNya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin mendidik ummatnya agar selalu menghayati bahwa manusia selalu dalam keadaan banyak berbuat dosa. Sehingga manusia selalu membutuhkan ampunan Allah. Manusia selalu dalam keadaan cenderung menyimpang dari jalan yang lurus. Sehingga manusia perlu untuk selalu bertaubat (kembali) kepada Allah dan jalan Allah.

Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan suatu lafal doa yang disebut Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar). Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memotivasi orang-orang beriman melalui lafal doa Sayyidul Istighfar. Barangsiapa yang setiap hari membiasakan dirinya membaca doa tersebut dengan penuh keyakinan, maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjamin pelakunya sebagai penghuni surga di akhirat kelak.

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Penghulu Istighfar ialah kamu berkata: “Allahumma anta rabbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzubika min syarri ma shona’tu abu-u laka bini’matika ‘alaiyya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta (Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilaha selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).” Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhary 5831)

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang gemar mengingatMu, gemar memohon ampunanMu dan gemar bertaubat (kembali) ke jalanMu. Amin ya Rabb.-

Friday

Umrah/ Ziarah ke Tanah Suci Mekah & Madinah



Umrah & Ziarah Slideshow: Azman’s trip to Klang, Selangor, Malaysia was created by TripAdvisor. See another Klang slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.
Apa makna kata Allah di dalam Al-Qur'an?
 Pertanyaan: Apa makna dari kata Allah yang ada di dalam Al-Qur'an?
 Jawaban: Allah adalah nama Tuhan yang unik dalam Islam. Kata Allah dalam bahasa Arab artinya Tuhan Yang Maha Esa, atau hanya Dia yang patut disembuh. Allah menggambarkan tentang Dirinya dengan banyak nama dan atribut di dalam Al-Qur'an; diantaranya adalah: Maha Esa, Maha Kekal,
Maha Pemurah dan Penyayang, dll.

 Allah Swt. berfirman, "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Qur'an: 7: 180).

Ketika orang-orang pagan bertanya kepada Rasulullah meminta untuk digambarkan tentang Tuhannya Rasulullah, Allah kemudian mewahyukan surat Al-Ikhlas, yang berisikan keyakinan inti dari agama Islam yaitu tiada tuhan selain Allah, Allah yang Maha Esa. "Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"." (Qur'an: 11: 1-4). Sumber: Askthescholar.com

Saturday

KEPENTINGAN SURAH AL-KAHF



Daripada Ali, yang meriwayatkan daripada Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam, baginda bersabda, “BARANGSIAPA MEMBACA SURAH AL-KAHF PADA HARI JUMAAT, NESCAYA DIRINYA TERPELIHARA HINGGA LAPAN HARI, DARIPADA SEGALA FITNAH YANG MELANDA, DAN JIKA KELUAR DAJJAL SEKALI PUN, DIA AKAN TERPELIHARA DARIPADANYA” [Al-Dhurr al-Manthur oleh al-Suyuti 5: 355]
FUNGSI SURAH AL-KAHF
Menurut Sahib Tafseer fee Dhilaal al-Quran, Surah al-Kahf berfungsi melindungi orang-orang yang beriman daripada fitnah Dajjal kerana ia menyediakan ‘tools’ untuk menghasilkan tiga perkara:
  1. (تصحيح العقيدة) Membetulkan sistem kepercayaan (Aqidah)
  2. (تصحيح منهج الفكر و النظر) Membetulkan metod berfikir dan memerhati (Pandangan Hidup)
  3. (تصحيح القيم بميزان العقيدة) Membetulkan sistem nilai dengan pertimbangan kepercayaan (Nilai)
CHECK LIST
Justeru, usai membaca Surah al-Kahf, jawab soalan-soalan berikut sebagai menilai keberkesanan isi kandungan Surah itu kepada kehidupan kita:
  1. Apabila mempercayai sesuatu dalam hidup ini, atas asas apakah ia dipercayai? Aqidah, Ibadah, urusan jual beli dan kepenggunaan, bagaimanakah kita menetapkan pendirian tentang keputusan ‘buy-in’ kita terhadap sesuatu yang datang ke dalam hidup?
  2. Bagaimanakah kejadian-kejadian di dalam hidup ini diberikan makna? Kerjaya, keluarga, perancangan hidup, adakah ia sekadar makna kulit bagi setiap perkataan itu atau ada makna yang lebih besar? Jika sistem ganjaran terhadap kerjaya dan keluarga gagal memenuhi jangkaan diri, bagaimanakah ia diatasi dan di sisi manakah kita mendapatkan kepuasan mengenainya?
  3. Apakah yang baik, berguna, penting dan utama dalam hidup ini? Bagaimana pertembungan di antara pelbagai komitmen ke atas diri yang satu, disusun atur antara yang perlu disusun atur, atau dibuang dan diabaikan seandainya tidak perlu? Bagaimanakah keputusan untuk hal-hal ini dibuat? Atas pertimbangan apakah keputusan itu dibuat?
Ini adalah soalan kehidupan yang boleh digunakan untuk menilai, sama ada ‘tools’ yang terdapat di dalam Surah al-Kahf berjaya digarap atau sebaliknya.
Fitnah Dajjal tidak datang dalam bentuk ancaman fizikal. Ia muncul dalam keadaan kita pun mungkin tidak sedar dengan kemunculannya. Ia menyelinap masuk mengganggu gugat kepercayaan, merosakkan sistem fikir dan sistem nilai.
MUHASABAH
Muhasabah KEPERCAYAAN anda (cetusan kisah Ashaab al-kahf).
Muhasabah HARTA anda (cetusan kisah lelaki kafir pemilik dua kebun).
Muhasabah ILMU anda (cetusan kisah Musa dan Khaidir).
Muhasabah KUASA anda (cetusan kisah Zulqarnain).
Adakah setiap satunya itu ASET atau LIABILITI?
Jika setiap satunya membawa kita kepada Allah, maka ia adalah aset yang penting bagi pelaburan hidup dunia dan Akhirat.
Jika setiap satunya gagal membawa kita kepada Allah, maka ia adalah liabiliti yang mengundang musibah dunia dan Akhirat.
Ia mesti berhubung dengan Allah.
Terputus hubungan dengan Allah, semua kepercayaan, harta, ilmu dan kuasa akan melekat di dinding Materialisma.
Dipetik drp, www.saifuislam.com

Wednesday

Panduan Mencari Kebahagiaan Di Dunia & Akhirat...



SESUNGGUHNYA kebahagiaan di dunia ini adalah bersifat sementara. Bahagia dengan pangkat besar, rumah mewah dan sebagainya hanya bagi tempoh terhad. Orang yang dilimpahi nikmat kekayaan juga akan berakhir dengan mati.Dalam hal ini Allah S.W.T berfirman yang bermaksud:

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) bahawa kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit. Maka menjadi subur kerananya tumbuhan di muka bumi. Kemudian tumbuhan itu menjadi kering dan diterbangkan angin. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surah Al Kahfi: Ayat 45)

Islam amat menggalakkan umatnya berusaha bagi mencari kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat. Rasulullah S.A.W juga menganjurkan kita supaya sentiasa berdoa seperti yang terdapat dalam Al Quran yang bermaksud:

“Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari seksa neraka.”
(Surah Al Baqarah: Ayat 201)

Para ulama mentafsirkan kalimah hasanah dunia dan hasanah akhirat dengan pengertian berikut:

Kesihatan badan dan jiwa.

Ilmu yang bermanafaat.

Amalan yang soleh.

Keimanan yang teguh.

Ikhlas beramal dan mendapat keredaan Allah.

Disenangi umat manusia.

Hidup bahagia dengan rezeki dan harta.

Rumah tangga yang bahagia dan mendapat anak yang soleh.

Selamat dari seksaan kubur.


Dapat masuk syurga dengan segala kenikmatan yang abadi.

Islam memperingatkan sesiapa yang hanya mencari kebahagiaan dunia akan hilang kenikmatan itu kerana ia bersifat sementara. Keadaan ini jelas dinyatakan Allah dengan Firman-Nya yang bermaksud:

“Kesenangan di dunia ini hanya sementara dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan Kami tidak akan anianya sedikit pun.” (Surah an Nisa’: Ayat 77)

Sesungguhnya kebahagiaan di dunia dan akhirat boleh dicapai dengan berpegang teguh dan yakin kepada tuntutan al-Quran dan sunnah rasul yang menjadi pedoman hidup manusia sama ada untuk dirinya,keluarga, jiran dan masyarakat.

Al-Quran berulang kali memperingatkan keimanan yang teguh serta amalan soleh dan ikhlas kepada Allah yang dapat memberi kebahagiaan abadi.

Keadaan ini jelas kalau kita perhatikan Firman Allah yang bermaksud:

“Barang siapa mengerjakan amal soleh, lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Surah An Nahl: Ayat 97)

Untuk mendapat kebahagiaan abadi, kita perlu mengamalkan prinsip-prinsip berikut:


Menjadikan diri orang yang baik dan patuh kepada segala perintah Allah. Kita hendaklah bersikap ramah dalam pergaulan, gembira dan bersyukur atas segala nikmat dan tidak berdendam serta bersabar atas qada dan qadar.


Bersungguh-sungguh mengerjakan ibadat siang dan malam agar mendapat keredaan Allah dalam kehidupan.


Menjauhkan diri daripada sifat munafik, noda dan dosa yang menyebabkan masuk neraka di akhirat kelak.


Bersifat murah hati menderma dengan mengeluarkan harta atau sedekah, tidak kikir. Firman Allah s.a.w bermaksud: “Dan belanjalah (harta benda mu) di jalan Allah dan janganlah kamu men jatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik.”
(Surah Al Baqarah: Ayat 195)


Mentauhidkan Allah iaitu mengesakan-Nya tanpa syirik kepada-Nya dengan segala yang lain. Firman Allah yang bermaksud: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (Surah Al Baqarah: Ayat 163)


Menjauhi zina kerana ia perbuatan mungkar, keji dan hina serta terkutuk dan berdosa besar. Firman Allah yang bermaksud: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan suatu jalan
yang buruk.” (Surah Al Israk: Ayat 32)


Tidak membunuh iaitu tidak membunuh terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain yang halal darahnya. Firman Allah yang bermaksud: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan hak. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah berikan kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli itu melampau batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang ang mendapat pertolongan.” (Surah Al Israk: Ayat 33)

Sesungguhnya kebahagiaan selalunya datang secara kebetulan saja. Kebahagiaan bukan seperti sebuah rumah yang dapat dibangunkan dengan tangan. Kebahagiaan itu
laksana lagu merdu yang didengari ketika sedang memanjat tanah tinggi dan apabila turun dari sebelah sana bunyi itu akan lenyap dari telinga kita. Dan hidup bahagia yang abadi ialah hidup yang diredai Allah dan Rasul-Nya serta disenangi semua manusia.

1001 Cabang Sedekah....


Bila disebut perkataan sedekah, tergambar di fikiran kebanyakan umat Islam tentang suatu aktiviti yang melibatkan pengeluaran harta benda untuk diserahkan kepada orang lain bagi tujuan membantu secara sukarela. Sedekah seringkali dikaitkan dengan material mungkin kerana istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat seperti ‘memberi sedekah’ dan ‘peminta sedekah’ yang melambangkan satu pemberian dan penerimaan barangan. 

  Sedekah kurang mendapat perhatian di kalangan sesetengah masyarakat Islam untuk dijadikan satu amal soleh kerana pada mereka ianya melibatkan harta benda. Sudah menjadi lumrah manusia yang amat mencintai agama dan kerana itulah Allah menjadikan harta itu  salah satu ujian untuk manusia. Satu aspek lain yang mungkin menjadikan sebahagian umat Islam hari ini agak keberatan untuk bersedekah kerana menganggap amalan sedekah itu kurang pahalanya, jika dibandingkan dengan amalan-amalan lain seperti sembahyang, puasa dan seumpamanya.

  Sebenarnya kalau umat Islam menyedari hakikat dan pengertian sedekah itu sendiri sudah tentu masing-masing akan menghormati peranan sedekah dan sudah tentu berlumba-lumba untuknya. Jika diteliti dalam al-Quran ataupun hadith-hadith nabi, kita akan bertemu dengan banyak keterangan berhubung dengan sedekah. Boleh dikatakan amalan sedekah ini merupakan amalan yang paling banyak cabangnya kerana ia mempunyai kaitan yang sangat rapat dengan semua ibadat-ibadat lain.

  Hubungan sedekah dengan amalan-amalan lain memang jelas kerana sedekah itu sendiri akan mengiringi ibadat lain. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda di dalam sebuah hadis yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah menjadikan anak Adam itu sebanyak 360 ruas tulang. Sesiapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, beristighfar kepada Allah dan membuang batu, duri atau tulang dari mengganggu tempat lalu lalang manusia atau menyeru melakukan kebaikan atau melarang daripada melakukan perkara mungkar sebanyak 360 kali, maka sesungguhnya ketika itu dia telah berusaha untuk menyelamatkan dirinya daripada api neraka” (riwayat Muslim). Ini memberi erti bahawa sedekah itu tidak hanya tertumpu kepada harta benda semata-mata, malah ianya mempunyai pengertian yang sangat luas mencakupi semua bidang kehidupan.

  Amalan sedekah juga amat mudah dilakukan sekiranya umat Islam mengetahuinya. Mungkin sesetengah umat Islam merasa sukar untuk bersedekah kerana tidak mempunyai harta. Namun Islam telah membekalkan pelbagai alternatif untuk semua peringkat umat Islam agar mereka mampu bersedekah kerana Islam adalah sebuah agama yang praktikal dan adil dalam menetapkan sesuatu ibadat agar pahalanya dapat dirasai oleh semua orang yang mahu mendapatkannya. Kalaulah Allah hanya menetapkan sedekah itu dalam bentuk harta benda sahaja sudah tentu golongan umat Islam yang miskin tidak akan menikmati pahala sedekah sepanjang hidup mereka.

  Pernah berlaku dalam satu peristiwa dimana seorang lelaki yang mengembara di padang pasir merasa amat dahaga dan beliau terjumpa sebuah perigi. Untuk meminum air tersebut  lelaki berkenaan terpaksa turun ke dalam perigi kerana tidak mempunyai timba. Setelah puas menikmati kesegaran air perigi, lelaki itu naik ke atas semula dan mendapati seekor anjing sedang mundar-mandir di tepi perigi dalam keadaan terjelir-jelir kedahagaan. Lelaki itu kasihan melihat anjing tersebut dan turun sekali lagi bagi mendapatkan air untuknya. Oleh kerana ketiadaan timba, dia menggunakan kasutnya sebagai timba. Kesukarannya untuk menaiki tebing perigi memaksa lelaki itu membawa kasut yang berisi air itu dengan mulutnya. Beliau puas setelah melihat anjing itu dapat  menikmati air dan merasakan bahawa sudah tentu anjing itu merasa dahaga sepertimana dia sebelum menemui perigi tadi. Dalam kisah ini, Rasulullah telah memberitahu para sahabat bahawa Allah telah memberi ganjaran syurga kepada lelaki itu kerana
apa yang dilakukan  itu ialah sedekah yang ikhlas meskipun ia hanya membantu anjing.

  Memang menjadi tanggapan ramai bahawa setiap amalan yang besar mempunyai ganjaran yang besar. Islam tidak menafikan hakikat ini tetapi Islam tidak membenarkan umatnya memandang remeh kepada satu amalan yang kecil kerana berkemungkinan dengan amalan yang dianggap kecil itu mempunyai pahala yang sangat besar. Dalam konteks ini Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud: “Janganlah kamu memperkecil-kecilkan kebaikan walaupun sedikit. Sekalipun engkau menemui saudaramu dengan wajah yang berseri-seri” (riwayat Muslim). Jelaslah disini bahawa dengan menunjukkan wajah yang ceria kepada rakan-rakan juga dianggap sedekah.

  Di dalam bidang pekerjaan pula, banyak ciri-ciri sedekah yang akan diperolehi sama ada ianya secara lansung atau tidak lansung. Kita mengambil contoh seorang petani yang menanam sepohon pokok buah-buahan. Selain daripada keringat yang keluar sewaktu menanam itu dianggap sedekah, andainya pokok itu berbuah dan buah itu dimakan oleh manusia atau binatang, juga dianggap sedekah malah kalau buah itu dicuri orang sekalipun ia masih dikira sebagai sedekah.
 
 Sesungguhnya Allah S.W.T. sentiasa memberi galakan dalam melakukan apa saja perbuatan walaupun ianya dianggap remeh. Firman Allah: ‘Dan ingatlah, apa jua yang kamu lakukan  dari jenis-jenis kebaikan, maka sesungguhnya Allah sentiasa mengetahuinya (dan akan membalas dengan sebaik-baiknya)’ (Surah al-Baqarah, ayat: 215). Firman Allah lagi: ‘Maka sesiapa yang membuat kebajikan sebesar zarah sekalipun, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalannya)’ (Surah al-Zalzalah, ayat: 7).
 
Sebenarnya masih terlalu banyak ruang-ruang sedekah yang boleh kita lakukan kerana sedekah itu sendiri mempunyai 1001macam cabang yang tidak dapat disenaraikan disini. Bagaimanapun sebagai kesimpulan dapatlah kita menghayati sepotong hadith Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: ‘Tiap-tiap hari yang terbit matahari, semua ruas tulang manusia yang bekerja merupakan sedekah, berlaku adil antara dua orang itu sedekah, menolong orang menaiki kenderaan atau mengangkat dan membawa barang-barangnya juga sedekah, perkataan yang baik itu sedekah, setiap langkah dalam perjalanan untuk bersembahyang itu sedekah dan menghindakan sesuatu yang merbahaya di jalan juga dikira sedekah’ (Bukhari dan Muslim).
 
 Lantaran itu kita perlu menghormati ibadat sedekah sekiranya kita benar-benar bertakwa kepada Allah S.W.T. dan takut kepada azab siksaan Allah S.W.T. di akhirat kelak sebagaimana sabda baginda: ‘ Takutilah kamu akan api neraka sekalipun hanya dengan (bersedekah) sebelah biji tamar’ (Bukahi dan Muslim).


Sunday

Hikmah Disebalik Ujian Allah



 Hikmah Disebalik Ujian Allah


Setiap manusia yang Allah cipta sentiasa akan diberi musibah,ujian atau masalah hidup didunia yang sementara ini.Tipu jika seseorang itu berkata yang dia tidak pernah ditimpa musibah. Setiap orang ada masalahnya tersendiri,Allah uji dengan berbagai-bagai ujian tetapi sebabnya adalah sama. Allah menguji seseorang itu kerana Allah swt mempunyai rahsianya tersendiri,sama ada Allah hendak tambah iman kita atau hendak uji sejauh mana keimanan kita. Dan kerana sesuatu ujian itulah yang membuka mata hati kita,yang mendidik kita supaya jangan mudah putus asa dalam kehidupan yang bagaikan bahtera dilautan yang penuh dengan onak duri,ujian juga dapat mematangkan kita.

Kadang-kadang kita tertanya-tanya, mempersoalkan kepada Allah swt kenapa kita diberi ujian yang berat sebegitu sekali sehingga kita terlupa pada siapa yang perlu kita mengadu segala masalah kita, pada siapa kita harus minta kembali kekuatan kita. Astagfirullah, lemahnya dan rendahnya iman kita. Tidak redha dalam menghadapi ujian yang Allah beri terhadap kita. Jika kita anggap diri kita ditimpa musibah yang besar kita hendaklah ingat bukan kita sahaja yang mengalaminya,mungkin ada sahabat-sahabat kita @ saudara seakidah kita yang lain menghadapi musibah yang sama bahkan lebih teruk atau lebih besar dari kita.

Bukankah,Allah telah berkata dengan jelas di dalam Al-Quran yang Allah tidak akan sekali-kali menguji hambaNya diluar kemampuan hambaNya. Allah tahu kita kuat dalam menghadapi ujianNya jadi Allah berikan ujian itu ke atas diri kita. Di sini kita dapat lihat betapa sayang dan kasihnya Allah kepada kita sebagai hambaNya.
Allah menguji seseorang bukan kerana Allah benci kepada kita tetapi percayalah yang Allah sangat kasih kepada kita. Cuma kita sebagai hambaNya tidak pernah hendak bersabar dalam menghadapi ujianNya. Pasti Allah telah aturkan yang terbaik buat kita kerana setiap yang berlaku ada hikmahnya.

Alihkan pandangan matamu ke arah LAUT, airnya cantik membiru dan penuh dengan ketenangan. Tetapi hanya Allah sahaja yang mengetahui rahsia di dalamnya. Begitu juga dengan kehidupan manusia, riang dan ketawa tetapi hanya Allah yang mengetahui rahsia kehidupannya. Jika rasa kecewa, alihkan pandanganmu ke arah SUNGAI, airnya tetap mengalir biarpun berjuta batu yang menghalangnya. Dan jika rasa sedih,alihkan pandanganmu ke arah LANGIT, sedarlah dan sentiasa ingatlah bahawa Allah sentiasa bersamamu.

Jadi seharusnya apa yang perlu kita lakukan? berdoalah kepada Allah, Allah lah tempat kembali segala masalah yang sering membelenggu diri kita. Jangan malu untuk merayu-rayu, meminta-minta, memohon-mohon kepada Allah swt.Selalu diingatkan yang Allah tidak pernah jemu mendengar rintihan hambaNya, Allah itu Maha Mendengar.

Dekatkanlah diri kita dengan pencipta kita yang menguasai seluruh alam, yang memegang hati-hati kita. Disamping berdoa perlulah kita berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi. Mungkin ada yang rasa diri mereka tidak kuat hendak hadapinya tetapi cubalah bangun! Usah tewas dengan hasutan syaitan, cari kembali kekuatan kita kerana kekuatan itu ada dalam diri kita masing-masing. Yakin dengan diri, kuatkan azam dan cita-cita. Usah tonjolkan kelemahan kita pada syaitan kerana syaitan tidak pernah berhenti menghasut agar kita lemah-selemahnya.

Jika rasa tidak kuat, carilah sahabat-sahabat yang sentiasa memberi kata-kata semangat kepada kita dan bukan sahabat yang menjatuhkan kita. Itulah pentingnya sahabat kerana kita tidak mungkin bisa hidup berseorangan.

Kita perlu tahu selepas ujian itu selesai, satu lagi ujian akan datang, maka bersedialah dalam menghadapi ujian yang seterusnya. Untung bagi mereka yang selalu diberi ujian tanda Allah swt sayang padanya. Semoga kita sentiasa menjadi hambaNya yang sentiasa redha atas ujian dan ketentuan Allah swt. Apa yang ditetapkan untuk kita itulah yang terbaik!