Tuesday

10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR.


10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR.
 Penulis: Al-Ustadz Abu Ahmad Kadiri dan Al-Ustadz Abu ‘Amr Ahmad.
Di sunting oleh Mudahnya Islam

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita dipenghujung 10 hari kedua bulan Ramadhan. Kini kita telah memasuki 10 ketiga atau terakhir bulan Ramadhan. Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan ini MENGGANDAKAN ibadah badinda yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.

Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر - أي العشر الأخير من رمضان - شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau menguatkan ikatan tali sarungnya (yakni meningkat amalan ibadah baginda), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi

Keutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :

Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amalan ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik solat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri baginda agar mereka juga berjaga untuk melakukan solat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut.

Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, Baginda mengasingkan diri dari berbagai aktiviti keduniaan, untuk baginda menumpukan ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.

Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Keutamaan Lailatul Qadr

Di antara nikmat  Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam “Lailatul Qadr”. Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah I:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ *

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمُ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Demikian pula Allah subhanahu wa ta’ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan malam tersebut dengan firman-Nya:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalang dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalang dari kebaikan yang besar”.(Fatawa Ramadhan, ms. 848)

Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugat untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terpanggil untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa ruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.

Mengapa Disebut Malam “Lailatul Qadr”?

Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:

1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara terperinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ * [الدخان/3، 4]

“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu didedahkan segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”. (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)

Bila Terjadinya Lailatul Qadr?

Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.

Pada tarikhl berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari no. 1878)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Kadang2 terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa baginda pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka perlukan dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah kemungkinan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih memungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)


Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan t:

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ إِذَا قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةُ سَبْع وَعِشْرِيْنَ

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)

Tanda-tanda Lailatul Qadr

Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak sejuk) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)

Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?

Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan solat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a daripada malam-malam selainnya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)


Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala; solat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur’an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.

Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yang aku baca pada malam tersebut?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bacalah:

اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?

Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

{kalimat  فيوافقها di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}

Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan solat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr”.

Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.

Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti’:

“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah , diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

Maka makna فيوافقها di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya”.

Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan 1000 bulan. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

Wednesday

7 Amalan Yang Digalakkan Dalam Bulan Ramadhan


Assalamualaikum warohmatullah kepada semua membaca. Terima kasih saya ucapkan kerana sudi baca blog kecil saya ini.

Baiklah, pada artikel ini saya ingin memberi serba sedikit tips untuk amalan di bulan Ramadhan ini.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia di mana kita digalakkan untuk memperbanyakkan amalan kebaikan kita. Berbanding bulan biasa, masa kita lebih banyak terluang di bulan Ramadhan. Jadi, apa yang boleh kita lakukan dengan waktu terluang ini?

1. Membaca 1 juzuk al-Quran(minima) Sehari

Untuk menghabis 1 juzuk al-Quran sebanyak 20 muka surat, memerlukan maksimum 1 jam luangan masa, bergantung kepada kefasihan anda membaca al-Quran.

Kita solat fardhu sebanyak 5 kali sehari. Maka, setiap kali lepas solat saya sarankan anda membaca 4 muka surat al-Quran.

Pada hari pertama puasa setelah subuh, mulakan baca 4 muka surat. Begitu juga seterusnya pada solat yang berikutnya. Maka menghasilkan sebanyak 20 muka surat setelah Isyak.

Pada hari pertama anda telah menghabiskan 1 juzuk.

Info : 1 hari 1 juzuk, 30 hari 30 juzuk. Khatam!

Frequently Asked Question(FAQ):

Q : Saya lepas solat, selalunya ada kerja. Bagaimana ya untuk meluangkan masa?
A : Kita biasa bekerja pada siang hari. Maka saya sarankan setelah subuh, baca 4 muka surat. Selepas zuhur, baca 2 sahaja, begitu juga setelah asar. Sekarang tinggal 12 muka surat. Anda boleh membahagikan 6 setelah Maghrib dan baki 6  setelah Isyak. Jika terlampau sibuk sekalipun, cuba ‘Qadha’ kan bacaan al-Quran. Bermaksud, anda luangkan masa Isyak anda membaca selebihnya muka surat al-Quran.

Pada hari pertama, memang kita akan rasa tidak bersemangat. Setelah tamat baca, tandakan dengan tali yang biasa keluar daripada al-Quran itu(Tali penanda). Kemudian, anda lihat al-Quran anda daripada bawahnya(di mana tali penanda itu terkeluar). Anda pasti kagum, hari pertama anda sudah baca 20 muka surat!

“Wah, alhamdulillah! Hari ini sudah sebanyak ini aku baca!”

Maka lafazlah syukur kepada Allah s.w.t.


2. Memperbanyakkan Sedekah

Pada bulan Ramadhan, saya menggalakkan anda bersedekah. Tujuan kita berpuasa  adalah untuk sama-sama merasa kesusahan orang miskin yang tidak makan sepanjang hari.

Maka berilah sedekah kepada orang miskin. Seperti mana anda tidak sabar untuk berbuka puasa, begitu jugalah sahabat-sahabat kita yang tidak bernasib baik. Berilah mereka kegembiraan pada bulan Ramadhan yang mulia ini.

Berkata Ulama’:
Sedekah itu tidak memiskinkan kamu, tetapi membuka pintu rezeki kamu lebih luas. Maka bersedekahlah.


3. Menuntut Ilmu

Kepada sahabat-sahabat yang terluang masa, saya sarankan anda turun menuntut ilmu. Pergilah berjumpa guru-guru yang bertauliah, belajarlah al-Quran dan sebagainya. Jika terdapat majlis ilmu, maka sertailah.

Sesiapa yang memberi alasan tidak dapat menuntut ilmu, itu  bukan bermakna anda terhalang oleh urusan anda, tetapi Allah s.w.t TIDAK MAHU anda dalam majlis ilmu, naudzubillah!

Di dalam bulan Ramadhan, pasti ada banyak majlis ilmu. Menonton televisyen berunsurkan ilmu juga bermanfaat.


Berpesan Imam Syafie:
Jika kamu tidak merasa keperitan menuntut ilmu, maka rasalah keperitan dalam kebodohan.



4. Berdzikir

Sementara banyak masa yang terluang, maka gunakanlah sebaiknya untuk berdzikir. Dzikir tidak semestinya melafazkan kalimah-kalimah dzikir. Maksud dzikir adalah mengingati Allah s.w.t., maka jika menuntut ilmu mengingatkan anda kepada Allah, tuntutlah ilmu. Jika solat mengingatkan anda kepada Allah, solatlah. Jika melafazkan tasbih dan tahmid mengingatkan anda kepada Allah, lakukanlah.



5. Solat Tarawih

Solat sunat tarawih adalah Sunat Muakkad yang bermaksud amalan yang dituntut  untuk dilaksanakan dan besar pahalanya, di bawah taraf wajib.
Maka kutiplah sebanyak mana pahala yang mungkin, kita tidak pasti Ramadhan hadapan kita dapat sambut ataupun tidak.


6. Qiyammullail

Qiyamullail turut digalakkan. Qiyamullail bermaksud bangun di malam hari untuk melaksanakan solat sunat tahajjud dan ibadat-ibadat sunat. Ini termasuk sunnah baginda Muhammad s.a.w.

Antara amalan pada Qiyamullail adalah solat sunat tahajjud, solat sunat hajat, menghafal al-Quran dan berdzikir serta refleksi diri.


7. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar pada zaman ini tidak semestinya perlu keluar berdakwah. Kita sudah mempunyai laman facebook dan twitter. Gunakan sebaiknya.

Anda boleh sahaja memberikan nasihat dan perkongsian ilmu yang sahih. Elakkan mengeluarkan ilmu ciptaan atau ilmu yang tidak ada asal usul.

Perkongsian al-Quran dan hadis adalah amat ketat syaratnya. Anda perlu tahu sanadnya, dan juga perlu tahu perawinya. Paling baik adalah anda mempunyai kitab al-Quran dan hadis yang benar. Ataupun anda bertanyalah kepada ulama’ ilmu yang ilmunya diakui oleh ulama’-ulama’ lain. Mintalah nasihat daripada ulama’, pasti mereka akan memberikan nasihat yang bermanfaat.

Dipetik dari: http://akucintakanislam.blogspot.com

Tuesday

Marhaban Ya Ramadhan 1434 Hijriyah





Marhaban Ya Ramadhan 1434 Hijriyah… selamat datang bulan ramadhan 2013. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfiroh (ampunan) ini akhirnya kembali menghampiri kita, tibalah kini bulan Ramadhan “Bulan Penuh Berkah”.
Sebuah harapan yang tulus semoga di bulan suci ini membawa kebaikan tak terhingga kepada kita semua, kita patut bersyukur karena kita bisa kembali berjumpa dengan bulan yang suci ini. Untuk senantiasa menyuburkan rasa tanggungjawab dan rasa ingin menambahkan ibadah untuk mencari keridhoan Allah SWT.

Monday

Nisfu Syaaban


SUNATKAH BERPUASA DI HARI NISFU SYA'BAN dan BERQIYAMULLAIL PADA MALAMNYA???

Berikut beberapa nukilan hadis dari kitab Sahih Al-Bukhari dan kitab Al-Mutajir Ar-Raabih fi thawab Al-Amal As-Soleh karangan Al-Hafiz Ad-Dimyaty. 

“Nisfu” bermakna separuh atau 14hb.

Kitab Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim adalah rujukan paling utama dalam Islam selepas Al-Quran.

Abdullah bin Yusuf menyampaikan kepada kami, dari Malik, dari Abi An-Nadr, dari Abi Salamah, dari Aisyah ra. dia berkata (bermaksud),

“Adalah Rasulullah saw berpuasa sehingga kami mengatakan dia tidak berbuka. Dia saw berbuka sehingga kami mengatakan dia tidak berpuasa.

Aku tidak pernah melihat Nabi saw berpuasa penuh satu bulan melainkan (dalam bulan) Ramadan.

Aku tidak pernah melihat dia saw berpuasa lebih banyak selain dari bulan SYAABAN”

(Hadis Sahih No. 1969 riwayat Imam Al-Bukhari).

Muaz bin Fadhalah menyampaikan kepada kami, dari Hisyam bin Yahya, dari Abi Salamah, bahawa Aisyah ra meriwayatkan kepadanya dengan berkata,

“Nabi saw tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan SYAABAN"

[Nabi saw berpuasa bulan Syaaban semuanya - lafaz Al-Bukhari].

Nabi saw bersabda, “Beramallah dengan mengikut kemampuan kamu, kerana sesungguhnya Allah tidak akan jemu sehingga kamu yang jemu”.

Aisyah ra menyambung, “Solat yang paling disukai Nabi saw ialah solat yang dikerjakan berterusan walaupun sedikit. Adalah Nabi saw apabila solat, dia mengerjakannya secara berteusan/istiqomah”

(Hadis Sahih No. 1970 riwayat Imam Al-Bukhari).

Abu Mikmar menyampaikan kepada kami dari Abdul Warith, dari Abu At-Tayyah, dari Abu Uthman, dari Abu Hurairah ra. berkata (bahawa) kekasihku (Nabi saw) telah mewasiatkan kepadaku 3 perkara (iaitu):

✔ puasa 3 hari setiap bulan (13, 14 dan 15hb)
✔ 2 rakaat Dhuha
✔ Solat Witir sebelum tidur

(Hadis Sahih No. 60 riwayat Imam Al-Bukhari).

Abdullah bin Maslamah menyampaikaan kepada aku dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Abi Salamah dan ayahku Abdullah Al-Agharry, dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw bersabda (bermaksud)

“Tuhanku tabaaraka wa taala turun ke langit dunia setiap malam bila tinggal 1/3 akhir malam dan berfirman:

Mana orang yang berdoa kepada aku, untuk Aku memperkenankan doanya? Mana orang yang meminta kepada Aku, untuk Aku berikan kepadanya? Mana orang yang memohon keampunan Ku, untuk Aku mengampuninya?

(Hadis Sahih No. 1145 riwayat Imam Al-Bukhari).

Di dalam Hadis-hadis Sahih riwayat Imam Al-Bukhari di atas, TIDAK disebut secara khusus puasa sunat hari Nisfu Syaaban iaitu 14 atau 15hb Syaaban, namun disebut secara khusus berpuasa sunat pada 13, 14 dan 15hb setiap bulan yang mana termasuklah didalamnya hari pertengahan Syaaban (Nisfu Syaaban).

Di dalam hadis Sahih Al-Bukhari diatas juga tidak disebut secara khusus berqiamullail malam Nisfu Syaaban, tetapi disebut berqiamullail disetiap malam, dan yang mana ini termasuklah malam pertengahan Syaaban (nisfu Syaaban).

Adapun berqiamullail pada malam Nisfu Syaaban dan berpuasa pada siang harinya, dengan secara khusus menyebut kalimat “Nisfu Syaaban”, status hadis-hadisnya (sahih, hasan sahih, hasan, dhaif, maudhuk dll) adalah menjadi perbincangan akademik para ulamak hadis.

Jika tidak mencapai ke tahap Sahih, ia tidak boleh dijadikan hujah Syarak, namun jika dipadankan dengan Hadis-hadis Sahih riwayat Imam Al-Bukhari diatas, ia boleh dijadikan panduan untuk Fadhail A’mal (Fadhilat-fadhilat Amal Ibadah) dalam Islam.

“Tiada halangan dibuat penyiasatan ilmiah yang bersih dalam masalah khilaf dalam suasana kasih sayang di jalan Allah dan bekerjasama kearah mencapai perkara yang sebenar, tanpa usaha tersebut membawa kepada perdebatan yang tercela dan taksub” (Imam Hasan Al-Banna).

Akhirnya nanti, secara amalinya, bangun malam (qiamullail) dan berpuasa 14hb Syaaban adalah ibadah yang Syar’iyy, merupakan salah satu taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) dan bukan bid’ah.

Berikut adalah sebahagian hadis-hadis berkenaan Nisfu Syaaban dari kitab Al-Mutajir Ar-Raabih fi thawab Al-Amal As-Soleh karangan Al-Hafiz Ad-Dimyaty:

Dari Usamah b Zaid ra berkata, “Aku bertanya, ya Rasulullah. Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam bulan-bulan lain sepertimana engkau berpuasa dibulan Syaaban”.

Rasulullah bersabda, “Ia adalah bulan yang manusia lalai terhadapnya, diantara Rejab dan Ramadan. Ia adalah bulan yang diangkat amalan-amalan kepada Tuhan sekelian alam, maka aku suka amalanku diangkat sedang aku berpuasa” (riwayat An-Nasaie).

Dari At-Tarmizi dengan sanad-sanadnya dari Anas ra. dia berkata, “Nabi saw ditanya apakah bulan selepas Ramadan yang terafdhal berpuasa”.

Nabi saw menjawab bermaksud, “Bulan Syaaban kerana untuk mengagungkan Ramadan”.

Nabi saw ditanya lagi, “Sedekah apakah yang terafdhal?”.

Nabi saw menjawab, “Sedekah dibulan Ramadan”.

Kata At-Tarmizi, hadis ini hadis Hasan Sahih.

Dari Ibnu Majah dari Ali ra. dari Nabi saw bersabda bermaksud,

“Apabila tiba malam Nisfu Syaaban, lalu berqiyamullail pada malamnya, dan berpuasa di siangnya, maka sesungguhnya Allah swt turun ke langit dunia ketika matahari terbenam dan berfirman,

“Adakah disana orang yang memohon keampunan, lalu Aku mengampunkan dia?

Adakah di sana orang yang memohon rezeki, lalu Aku memberi dia rezeki?

Adakah di sana orang yang di beri ujian bala bencana,
lalu Aku menyejahterakan dia?

Adakah di sana … adakah di sana ….?

sehingga terbit fajar”.

Dari Al-Baihaqy dengan sanad-sanadnya dari Aisyah ra. bahawa Nabi saw bersabda bermaksud,

“Jibril telah mendatangi aku dan berkata:

Malam ini adalah malam Nisfu Syaaban. Pada malam itu Allah membebaskan hamba-hamba dari siksaan Api Neraka seramai bilangan kambing Bani Kalb (merentasi satu tempat) selama sebulan.

Pada malam itu Allah tidak menoleh kepada orang yang melakukan syirik, pengadu domba (kaki batu api), pemutus silaturrahim, penderhaka kepada kedua ibu bapa dan orang yang ketagih arak”.

Bani Kalb adalah kabilah Arab yang terbesar atau yang memiliki bilangan kambing yang terbanyak.

Akhir kalam, Allahumma a’inni ala zikrika wa syukrika wa husni ibadatik
(Ya Allah, bantulah aku untuk mengingati, mensyukuri dan beribadah kepadaMu).

Aamiin ya rabbal aalamiin.....

Dipetik drp:FB Ustaz Nasir

The power of beyond marketing




Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamualaikum w.b.h

Tuan/puan yang amat dihormati,

Kadangkala kita terfikir, apa formula hidup yg diamalkan
oleh ulama solafussoleh yg menyebabkan hidup mereka
sentiasa tenang, bahagia & menyumbang luarbiasa?

Ini formulanya :

'Lakukan perkara yg Allah sukai, pasti Allah akan CURAH
rezeki, ketenangan & kebahagiaan.'

Point itu yg sy kongsikan bersama peserta Seminar AMP 2013
Dr. Azizan Osman. Ia adalah seminar teknik marketing, akan
tetapi sy berkongsi dgn mereka teknik 'beyond marketing'
iaitu :

'GEMBIRAKAN ALLAH, FIRST'.

Point ini penting kerana dlm hidup, kita sering dahulukan
teknik2 ciptaan manusia. Contohnya dlm perniagaan, kita
pentingkan 'product + branding + marketing + place +
positioning + sales,

Tp terlupa teknik 'gembirakan Allah, first' melalui
sedekah dll.

Alhamdulillah, sy sentiasa ingatkan diri utk beramal dgn
formula ini dan hingga sekarang, keajaiban, rezeki besar
& kegembiraan sentiasa Allah kongsi tanpa putus-putus.


Tuan-puan sekelian,

Jika kita telah lakukan 1001 cara untuk mencapai apa yg
dihajati tetapi hasilnya biasa-biasa sahaja, sy cadangkan,
sudah sampai masanya kita amalkan formula ini.

Jadikan ia first priority. Pasti, 100%, hasilnya luarbiasa.

Just do it & jgn terlalu risau tntg 'menjadi ke formula ni'
sebab, segala yg 'deal' dgn Allah, PASTI hasilnya
proven LUARBIASA.

Dipetik drp :Asraffayob